Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer






Strategi Pengajaran Berbasis Inkuiri IPAS Fase B

 


Untuk Strategi pengajaran berbasis Inkuiri Siswa perlu mengasah keterampilan berpikirnya sehingga pembelajaran yang dialaminya bermakna. Hal ini hanya bisa terjadi ketika siswa terlibat penuh dalam pembelajarannya. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk memiliki keterampilan inkuiri yang menekankan penyelidikan dan penemuan oleh siswa dalam mempelajari IPA, sehingga ia bisa mencari tahu dan menemukan solusi secara aktif terkait fenomena alam yang senantiasa mengalami perubahan.


Menurut Ash (2000) dan diadopsi dari Murdoch (2015), sekurang-kurangnya ada enam keterampilan proses inkuiri yang perlu dimiliki peserta didik, yaitu keterampilan:

 1. Mengamati

Melakukan pengamatan terhadap sebuah fenomena dan peristiwa merupakan  awal dari proses inkuiri yang akan terus berlanjut ke tahapan-tahapan  berikutnya. Pada saat melakukan pengamatan, peserta didik memerhatikan  fenomena dan peristiwa dengan saksama, mencatat, serta membandingkan  informasi yang dikumpulkan untuk melihat persamaan dan perbedaannya. 

Pengamatan bisa dilakukan langsung atau menggunakan instrumen lain  seperti kuesioner dan wawancara.

2. Mempertanyakan dan memprediksi

Peserta didik didorong untuk menyusun pertanyaan tentang hal-hal yang ingin  diketahui pada saat melakukan pengamatan. Pada tahap ini peserta didik  juga menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru  yang akan dipelajari sehingga bisa memprediksi apa yang akan terjadi dengan hukum sebab akibat. 

3. Merencanakan dan melakukan penyelidikan

Setelah mempertanyakan dan membuat prediksi berdasarkan pengetahuan dan informasi yang dimiliki, peserta didik membuat rencana dan menyusun langkah-langkah operasional berdasarkan referensi yang benar. Peserta didik dapat menjawab pertanyaan dan membuktikan prediksi dengan melakukan penyelidikan. Tahapan ini juga mencakup identifikasi dan inventarisasi faktor-faktor operasional baik internal maupun eksternal di lapangan yang mendukung  dan menghambat kegiatan. Berdasarkan perencanaan tersebut, peserta didik  mengambil data dan melakukan serangkaian tindakan yang dapat digunakan  untuk mendapatkan temuan-temuan.

4. Memproses, menganalisis data dan informasi

Peserta didik memilih dan mengorganisasikan informasi yang diperoleh. Ia  menafsirkan informasi yang didapatkan dengan jujur dan bertanggung jawab.  Selanjutnya, menganalisis menggunakan alat dan metode yang tepat, menilai  relevansi informasi yang ditemukan dengan mencantumkan referensi rujukan, serta menyimpulkan hasil penyelidikan.

5. Mengevaluasi dan refleksi

Pada tahapan ini peserta didik menilai apakah kegiatan yang dilakukan sesuai  dengan tujuan yang direncanakan atau tidak. Pada akhir siklus ini, peserta  didik juga meninjau kembali proses belajar yang dijalani dan hal-hal yang perlu  dipertahankan dan/atau diperbaiki pada masa yang akan datang. Peserta didik  melakukan refleksi tentang bagaimana pengetahuan baru yang dimilikinya  dapat bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitar dalam  perspektif global untuk masa depan berkelanjutan. 

6. Mengomunikasikan Hasil

Peserta didik melaporkan hasil secara terstruktur melalui lisan atau tulisan,  menggunakan bagan, diagram maupun ilustrasi, serta dikreasikan ke dalam  media digital dan non-digital untuk mendukung penjelasan. Peserta didik lalu  mengomunikasikan hasil temuannya dengan memublikasikan hasil laporan  dalam berbagai media, baik digital dan atau nondigital. Pelaporan dapat  dilakukan berkolaborasi dengan berbagai pihak. Keterampilan proses tidak selalu merupakan urutan langkah, melainkan suatu  siklus yang dinamis yang dapat disesuaikan berdasarkan perkembangan dan  kemampuan peserta didik.